Jumat, 22 Oktober 2021

Boba

Ada teman kuliah bikin status di WhatsApp, isinya menu-menu boba jualannya di aplikasi Gofood. mata saya tertuju pada satu deskripsi yang bikin ngekek: 

saat jatuh cinta, ungkapkanlah dengan Boba

Edan, kata saya. Kalau setiap merasa jatuh cinta, seseorang membelikan boba buat pacarnya, kira-kira sudah berapa berat badannya sekarang? hehehe.

Sebenernya saya mau cerita soal berat badan. Terakhir kali menimbang, berat badan saya 86,6xx Kg. Sebelum itu seingat saya malah menyentuh angka 90 an Kg. Entah sejak kapan, tapi kata orang berat badan menggambarkan kemakmuran hidup seseorang. 

Empat tahun lalu saya jadi mahasiswa, saya lulusan sebuah sekolah swasta di Bogor yang semua siswanya tinggal di asrama -- yang lauk nya bergizi hanya jika makan siang bareng guru-guru di sekolah. Makanya, keluar dari sana, bobot saya mungkin nggak sampai 60 Kg. Masa awal-awal kuliah itu, saking kurusnya, pipi saya sampai bisa dibilang kempot, blas nggak ada dagingnya. 

Semua berubah sejak dua hal: pertama, sejak saya pulih dari tipes. Selama kuliah saya dirawat 3 kali karena tipes, yang terakhir dapat bonus tambahan; liver.  Sejak sakit tipes itulah saya merasakan bobot saya pelan-pelan mulai naik. Kedua, sejak saya bisa mencari uang dan mengajak kamu mencoba banyak makanan enak.  

Sekarang saya sudah sebesar ini. Sempat beberapa kali meniatkan diri untuk ikut teman ke gym, tapi selalu kandas.  Sementara saya cuma bisa membatasi makanan saja. Saya sarapan dengan makanan-makanan yang ringan, buah atau meal replacement. Saya juga mengurangi konsumsi gula dan nasi. Sudah sebulan ini mungkin, dan saya merasa tubuh sudah mulai ringan. 

yang penting hepi kan?

 
;