“Hari-hari berulang, kita tak akan kembali berada di tempat yang sama
kecuali dengan kembali mengingatnya..”
kecuali dengan kembali mengingatnya..”
Menjelang
tepat di usia sembilan belas; sederhana saja, seperti yang lain-lain, seperti
yang sudah terdengar klise di telinga kita: saya ingin hari-hari jauh lebih
baik. Tidak begini-tidak begitu dan tidak seperti yang tidak diinginkan,
tentunya. Saya cuma manusia biasa yang punya banyak keinginan, dan sekedar
ingin dan walaupun hanya beberapa atau bahkan sedikit saja yang terwujud jadi
kenyataan, itu hal yang biasa.
Barangkali
kamu belum tahu, beginilah saya merayakan hari kelahiran; sederhana dan jauh
dari gegap gempita pesta. Bukan saya tidak suka kejutan atau kado-kado dari
teman, keluarga atau yang lainnya. Saya hanya merasa lebih khusyuk merayakannya
dengan diri saya sendiri. Ya, seperti yang sudah-sudah, kami berdua hanya akan
melaluinya dalam tulisan-tulisan semacam ini.
Dulu,
ah saya ingat, dulu sekali waktu masih kelas empat esde mungkin, pertama kali
saya dapat kado ulang tahun. Sebelumnya mungkin pernah, tapi saya lupa. Waktu itu
seorang kawan perempuan, saya masih ingat sekali, buku tulis, digulung dan
dibungkus kertas kado, dan tak lupa kertas label. Waktu itu masih zamannya
kertas label harga dijadikan semacam tipe-x dan digunakan untuk menambal
tulisan tangan yang salah.
Kelas
satu esema, pertama kali saya dapat kue tart pake lilin menyala di atasnya,
tidak begitu mewah sebenarnya, tapi itu adalah kali pertama seumur hidup saya. Tapi
setelah itu saya tidak pernah lagi,
tidak ingin lagi.
Hari
ini, saya ingin menghadiahi diri sendiri dengan mengingat satu hal. Satu
fragmen kecil dalam hidup; saya pernah jatuh dari pagar sekolah setinggi dua
meter dan terkilir di bagian kaki. Alih-alih diobati, sampai rumah saya dimarah
habis-habisan, di naikan ke loteng dekat tower air dalam keadaan kaki terkilir,
lalu diikat di kursi beberapa jam. Saya tidak ingat persis apa sebenarnya salah
saya waktu itu, dan sampai sedewasa ini, hal itu tetap lucu di kenangan, entah
kenapa.
Andai
ada yang bertanya tempat mana yang paling ingin saya tuju, jawab saya: tentu
saja masa kecil seandainya bisa. Tapi hidup kita ini bergerak, kita tak akan
kembali berada di tempat yang sama kecuali dengan kembali mengingatnya.
...
Hari
ini, menjelang tepat di usia sembilan belas; sederhana saja, seperti yang lain-lain,
seperti yang sudah terdengar biasa di kalangan umat manusia, saya mau jadi
lebih baik dan dipertemukan dengan segala hal yang baik-baik, dan hari ini,
seperti yang sudah-sudah, saya tidak ingin pesta, kado, kue tart, kejutan dan
lain-lain, kami berdua –– ya,saya dan diri saya, hanya ingin merayakannya dalam
tulisan ini: selamat ulang tahun, manusia!